angkot

suatu hari beberapa anak sekolah naik angkot oren dari sma 7 padang..
segerombolan anak ini kehabisan uang jajan mereka karena banyaknya fotocopi-fotocopi di kelas, akhirnya mereka sepakat untuk dengan berani naik angkot tanpa membayar. caranya sederhana seperti ini kisahnya.
siswa-siswa itu duduk dengan tenang di angkot. dan bersikap seperti biasa. satu persatu dari merekapun mulai sampai pada tujuan dan turun.
saat turun dari angkot...

siswa pertama : (turun dari angkot) bang, belakang bang.
si sopir langsung mengerti, artinya temannya nanti yang akan membayarkan ongkosnya, ya memang kebanyakkan siswa-siswa yang sering pulang bersama juga membayar bersama di serahkan kepada satu orang seperti stokar, yang paling jauh rumahnya dia yang bayar terakhir.
siswa kedua : (turun dari angkot) bang balakang
siswa ketiga hingga siswa kelima turun dan selalu mengatakan "bang belakang"
sampai akhirnya si abang supir berhenti pada rumah siswa terakhir yang turun dan membayar ongkos untuk dirinya sendiri. si supir heran... dan bersorak memanggil siswa tersebut.
supir : eh, eh, eh, tunggu dulu. sini lo
siswa : kenapa bang? (bingung)
supir : loh, uangnya kurang dek
siswa : kurang? biasanya juga segitu.
supir : enak aja trus lima orang teman kamu yang tadi?
siswa : bang saya ga kenal mereka bang. (siswa mengelak)
supir : gue juga ga kenal mereka, tapi mereka bilang lo yang bayar.
siswa : kan mereka bilangnya belakang bang. bukan orang yang dibelakang. ya udah tanya sama si belakang. kan belakang yang bayar. nama saya mah bukan belakang. makanya
supir : ia ya.. kenapa saya ga nyanya yang namanya belakang siapa. bener juga kamu
siswa : itu bang, nama saya mah Adi, bukan belakang. udah ya bang.
si siswa itu langusng kabur sebelum siabang sadar dan berubah pikiran.
si supir baru sadar bahwa ia di kerjai juga oleh siswa tersebut, tapi siswa itu telah hilang dari pandangannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sensitif = cewek = kurus = ceking = gendut = subur = tomboy = Lebay

KUIS PSIKOLOGI “MENILAI TINGKAT KESABARAN ANDA”.

when I was a child